

Banyak orang masih bingung membedakan sepatu running, training, dan casual. Tidak sedikit yang menggunakan sepatu gym untuk lari, atau malah memakai sepatu casual untuk olahraga. Padahal, setiap jenis sepatu memiliki fungsi, desain, dan teknologi berbeda yang dirancang sesuai kebutuhan aktivitas.
Artikel ini akan membahas perbedaan sepatu running, training, dan casual, mulai dari ciri-ciri, fungsi, hingga tips memilih sepatu terbaik agar nyaman sekaligus aman dipakai.
Sepatu yang tidak sesuai aktivitas dapat meningkatkan risiko cedera. Misalnya, menggunakan sepatu casual untuk jogging bisa membuat telapak kaki sakit karena minim bantalan.
Sepatu yang tepat membantu gerakan lebih natural, ringan, dan stabil. Inilah alasan kenapa atlet profesional sangat memperhatikan jenis sepatu yang mereka gunakan.
Sepatu running dirancang khusus untuk aktivitas lari dengan ciri utama:
Sol lebih tebal dengan bantalan (cushioning) maksimal.
Bentuk sol melengkung untuk mendukung pergerakan maju.
Terbuat dari mesh atau bahan ringan yang membuat kaki tetap bernapas.
Fleksibel untuk mengikuti gerakan alami kaki saat berlari.
Jogging, maraton, sprint, atau treadmill.
Cocok dipakai hanya untuk aktivitas lari, bukan angkat beban atau olahraga lain.
Berbeda dengan sepatu running, sepatu training lebih fokus pada stabilitas.
Bagian midsole lebih rata agar seimbang saat latihan beban.
Lebih kokoh sehingga tidak mudah goyang.
Dibuat untuk mendukung gerakan ke samping, bukan hanya maju.
Ideal untuk olahraga HIIT, gym, dan cross-training.
Fitness dan gym (angkat beban, treadmill ringan).
Aerobik, crossfit, atau latihan interval.
Sepatu casual bukan sepatu olahraga, melainkan fashion footwear.
Desain stylish, sering dipadukan dengan outfit harian.
Tidak memiliki teknologi khusus seperti bantalan atau stabilitas tinggi.
Terbuat dari kulit sintetis, kanvas, atau suede.
Banyak pilihan warna dan model.
Jalan santai, nongkrong, bekerja, atau kuliah.
Tidak disarankan untuk olahraga berat.
Jenis Sepatu | Kelebihan | Kekurangan | Aktivitas Cocok |
---|---|---|---|
Running | Ringan, bantalan tebal, nyaman untuk lari | Kurang stabil untuk angkat beban | Jogging, maraton, treadmill |
Training | Stabil, fleksibel untuk gerakan lateral | Kurang empuk untuk lari jauh | Fitness, HIIT, cross-training |
Casual | Stylish, banyak variasi desain | Tidak cocok untuk olahraga berat | Jalan santai, aktivitas harian |
Pilih sepatu running dengan bantalan empuk dan bobot ringan.
Sepatu training dengan sol rata lebih aman untuk angkat beban.
Sepatu casual yang stylish bisa jadi pilihan terbaik.
Banyak orang salah kaprah mengira semua sepatu sama. Padahal, sepatu casual bisa memperbesar risiko cedera jika dipakai untuk olahraga.
Sepatu running tidak bisa menggantikan sepatu training, begitu juga sebaliknya.
Mesh: cukup disikat lembut dengan sabun cair.
Kulit sintetis: lap dengan kain lembab.
Simpan di tempat kering dan gunakan shoe tree agar bentuknya tidak berubah.
Tidak disarankan, karena solnya tidak stabil untuk angkat beban.
Running fokus pada bantalan, training fokus pada stabilitas.
Tidak dianjurkan, karena bisa menyebabkan nyeri kaki.
Specs dan Ardiles punya koleksi untuk fitness dan gym.
Sesuaikan dengan aktivitas utama, coba langsung, dan pastikan ukurannya pas.
Rata-rata 400–600 km pemakaian lari sebelum bantalan mulai rusak.
Sepatu running, training, dan casual memiliki perbedaan mendasar dari sisi desain, fungsi, dan material. Sepatu running cocok untuk berlari, training untuk fitness dan olahraga campuran, sedangkan casual untuk aktivitas sehari-hari.
👉 Jadi, jangan salah pilih sepatu. Sesuaikan dengan kebutuhan agar lebih nyaman, aman, dan tahan lama.
🔗 Untuk referensi lebih lanjut, kamu bisa membaca artikel dari Runner’s World tentang jenis sepatu olahraga.
Rekomendasi Sepatu Lainnya